Hari Valentine dan 14 Februari merupakan satu kesatuan yang utuh. Dimana orang membicarakan Hari Valentine, pasti akan terhubung dengan 14 Februari. Begitu juga sebaliknya. Suatu hari sebagai moment untuk mengekspresikan kasih sayang kepada orang-orang yang dicintainya. Banyak disekitar kita, pada hari ini terdapat jargon-jargon soal kasih sayang tersebut. Tetapi apakah hanya sekedar kasih sayang? Apakah kita layak dan pantas merayakannya? Terus apa sebenarnya substansi dari perayaan tersebut?

Seiring perkembangan jaman dan teknologi yang menembus batas wilayah negara dan batas kebudayaan masyarakat di sekitar kita, hal-hal yang terkadang tidak kita tahu begitu mudah untuk kita ikuti. Seperti halnya Hari Valentine. Kita hanya tahu ini Hari kasih sayang, tetapi apa substansi kasih sayang jauh dari apa yang kita kerjakan hari ini. Apalagi karakter masyarakat Indonesia yang "maaf" sangat latah dengan budaya import. Sangat mendewakan budaya-budaya asing sementara tidak mengetahui substansi dari budaya import tersebut. Apalagi mengkaji makna dan tujuan dari hal yang dilakukannya. Sangat jarang. Maka lebih tepatnya, Indonesia dijadikan ladang dan laboratorium percobaan berbagai budaya karena karakter masyarakatanya yang "latahan"

Kita belum mampu melihat sesuatu dari sisi lain. Dari sudut pandang lain, mengapa hal ini lahir. Mengapa Hari Valentine lahir. Apa yang melatarbelakanginya dan apa sebenarnya makna atau substansi diperingatinya Hari Valentine itu. Kalau hal itu tidak bisa kita ketahui, maka kita hanya ikut-ikutan saja tanpa melihat apa dan benar atau tidak yang kita rayakan ini.

Untung saja hari ini Shine Community tengah tidak enak badan, sehingga tak mampu menyusuri komunitas-komunitas "latahan" yang di ninabobokan budaya. Berkirim hadiah, jamuan pesta atau acara-acara apapun yang serba pink, yang katanya sebagai ungkapan kasih sayang. Ironis, kasih sayang hanya seharga coklat dan bingkisan. Ironis jika kasih sayang dihadirkan ditengah-tengah pesta yang serba pink. Memang kasih sayang berwarna pink?

Banyak hal yang harus kita sikapi secara cerdas bentuk dari kiriman budaya ini. Apalagi merayakannya jika kita tidak mengetahui substansi perayaannya secara pasti. Tetapi apapun itu, kita sebagai manusia yang mempunyai pandangan serta analisa yang berbeda tentu juga memiliki argument tersendiri mengenai hal ini. Namun disini sedikit Shine Community akan berbagi bagaimana lahirnya suatu hari yang diyakini manusia di dunia sebagai hari kasih sayang ini.

Valentine merupakan seorang martyr yang karena kesalahannya diberi gelar Saint/Santo, yang dibunuh pada tanggal 14 Februari 270M. Dia dibunuh karena pertentangannya dengan Raja Claudius II, seorang raja romawi waktu itu. Dan untuk menghormati St. Valentine, para pengikutnya mengadakan "upacara keagamaan" setiap tanggal kematiannya tersebut. Tetapi, lama-kelamaan upacara keagamaan itu berubah menjadi pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi dan jatuh pada tanggal 15 Februari. Dalam bahasa Perancis, Gelentine (cinta) yang mempunyai persamaan bunyi dengan Valentine, dikaitkan jika mencari pasangan hidup pada tanggal 14 Februari.

Nah, mungkin dengan berkembangnya jaman dan teknologi, St. Valentine, yang seorang martyr, akan mengalami pergeseran pengertian dari arti yang sebenarnya. Kita tidak lagi mengetahui secara jelas asal mula Hari Valentine. Yang kita tahu, bahwa hari ini adalah hari bertukar kado, memberi coklat, mengungkapkan kasih sayang dan berbagai pernah-pernik lainnya yang Shine Community sendiri tidak bisa sebutkan satu persatu, wujud dan caranya.

Ini hanya ulasan dan pandangan Shine Community. Langkah dan tindakan sepenuhnya adalah hak masing-masing dari kita bagaimana menyikapinya. Apakah merayakannya atau bagaimana. Sepenuhnya hak teman-teman semua. Shine Community tidak mempunyai hak mengatur dan mendikte apa yang teman-teman lakukan di hari ini. So...selamat menjadi diri sendiri aja deh..

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas segala masukan, saran, komentar kepada Shine Community