Sebelum melakukan perumusan kegiatan berdasarkan inventarisasi permasalahan yang ada, dari permasalahan yang muncul dikerucutkan menjadi isu-isu strategis sebagai bagian penyusunan perencanaan kedepan. Bagaimana permasalahan yang muncul akan diselesaikan, dan apa target serta tujuan dari penanganan masalah tersebut.

Untuk menjawab hal itu, perumusan isu-isu strategis yang mendukung pada visi dan misi masyarakat, dilakukan pengkajian mendalam dan dalam waktu yang tidak sebentar. Mengingat visi dan misi adalah agenda masyarakat di dalam menangani persoalannya sendiri. Bukan agenda fasilitator atau siapapun, tetapi masyarakat. Dan tugas kita hanyalah mengawal, mengarahkan dan mendampingi agar pelaksanaan proses benar-benar berjalan, sedangkan otuput akhir ada di tangan masyarakat dengan pengendalian kita sebagai pendamping.

Pengendalian bukan dalam konteks intervensi, tetapi lebih pada capaian proses yang di harapkan. Sekali lagi proses. Seperti halnya sebuah industri, berbagai reaktan akan diproses dalam suatu wadah, sedangkan hasil akhir berupa produk atau output akan keluar paling belakangan. Jika proses yang dilakukan sesuai dengan takaran dan konsentrasi yang ada, maka hasil atau output juga dapat dipastikan murni. Residu yang dihasilkan pun dapat diminimalisir. Begitu juga di masyarakat. Sebagai fasilitator hanya media katalis yang akan mempercepat proses dan akan kembali ke bentuk semula jika proses tersebut telah berlangsung.

Dalam kaitannya penentuan visi dan misi masyarakat tersebut, masyarakatlah yang merumuskan agenda dan target pelaksanaan kegiatan dalam beberapa waktu kedepan (baca; tiga tahunan).

Setelah melalui serangkaian rembug yang dikomandoi oleh LKM (Lembaga Keswadayaan Maysrakat) dengan difasilitasi pendamping (baca;fasilitator), menghasilkan beberapa isu strategis yang menjadi agenda masyarakat Kelurahan Tanjung, diantaranya :

1. Pendidikan
Peningkatan perluasan akses dan pemerataan pendidikan penuntasan wajib belajar sembilan tahun merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi pemenuhannya. Untuk itu diupayakan secara bertahap anak usia 7 sampai dengan 15 tahun memperoleh pendidikan yang bermutu, termasuk di dalamnya anak-anak yang berkebutuhan khusus yakni: anak berkelainan, anak berbakat, dan anak-anak kurang beruntung karena kemiskinan.

Selain itu pemerataan dan perluasan memperoleh pendidikan tingkat menengah perlu dirintis untuk meningkatkan mutu kualitas sumber daya insani. Ketimpangan kesempatan untuk memperoleh pendidikan terjadi antar kelompok sosial ekonomi, serta persoalan bias gender. Kondisi ini mengharuskan adanya tindakan bijak terhadap anak-anak dari masyarakat kurang beruntung agar memiliki kesempatan yang luas untuk dapat menyelesaikan sekolah, paling tidak jenjang pendidikan dasar, dan secara bertahap juga perlu diusahakan untuk jenjang pendidikan menengah. Hal yang tak kalah pentingnya adalah perlunya meningkatkan pendidikan bagi anak usia dini melalui pembelajaran tingkat taman kanak-kanak dan TPA dalam upaya membangun karakter sumber daya insani yang aktif, kreatif, mandiri dan berbudi.

2. Kesehatan
Menurut data kelurahan tahun 2007, derajat kesehatan di Kelurahan Tanjung telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat antara lain ditunjukkan dengan makin menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu, menurunnya frekuensi gizi kurang pada balita, serta meningkatnya umur harapan hidup. Namun demikian derajat kesehatan antar kelompok tingkat sosial ekonomi penduduk masih tinggi.

Sesuai dengan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, yaitu ”masyarakat Bangka Barat yang mandiri untuk hidup sehat”, Kelurahan Tanjung berusaha semaksimal mungkin untuk menekankan kepada masyarakat agar selalu hidup sehat. Dengan jumlah penduduk lebih kurang 10.416 jiwa, Kelurahan Tanjung berpotensi memiliki permasalahan kesehatan yang kompleks terutama penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Berdasarkan hasil survey Dinas Kesehatan Kabupeten Bangka Barat, untuk lokasi yang berpotensi memiliki permasalahan yang sangat serius dalam hal penyakit berbasis lingkungan adalah Kampung Tanjung, Teluk Rubiah dan Kampung Keranggan.
Berdasarkan data yang terdapat di Puskesmas Muntok tahun 2007-2008, di Kelurahan Tanjung terdapat :

a. TB Paru; terdapat 8 orang penderita penyakit TB Paru yang positif/terbanyak di Kecamatan Muntok (tahun 2008)
b. Kusta; ditemukan penderita kusta sebanyak 3 orang dengan tipe basah/menular (tahun 2007)
c. Filariasis; ditemukan 1 orang penderita filariasis dengan kategori cacat untuk seumur hidup (tahun 2007)
d. Demam Berdarah (DBD); terdapat 8 penderita dan 1 orang meninggal dunia (tahun 2008)
e. Chikungunya; hampir sebagian penduduk Kelurahan Tanjung terpapar penyakit ini. Walaupun bukan penyakit mematikan, namun mengganggu aktivitas warga

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Tanjung masih kurang peduli dalam kebersihan lingkungan. Hal ini disebabkan antara lain;
a. Budaya malas,
b. Kurang tanggap atas permasalahan kesehatan,
c. Kurangnya pengetahuan dalam hal kebersihan

Selain itu, dalam hal pelayanan kepada balita dan ibu hamil, di Kelurahan Tanjung masih mengalami kendala dalam hal tempat pelayanan (Posyandu). Tercatat ada 3 tempat posyandu yang tidak layak untuk dipergunakan lagi. Untuk itu partisipasi masyarakat setempat sangat diharapkan dalam menyediakan tempat pelayanan terpadu tersebut. Sedangkan soal tenaga pelayanan di posyandu tidak menjadi permasalahan. Karena pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat telah menyediakan hal ini.

Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas segala masukan, saran, komentar kepada Shine Community